Esok malam ia akan kehilangan kesunyian malam yang spesial hanya di bulan ini*. Dan ia akan kembali melewatkan malam dalam dekapan pria beraroma alkohol.
Tanpa sedang menyalahkan apapun dan siapapun atas keadaannya, ia tetap larut dalam tangis sendu. “Selamat tinggal bulan, kau pemerkosa terbaikku disetiap tahun.”
Jatinangor, 6 September 2010
Catatan
*) Bulan Ramadan
sebuah realita yang ada di sekitar kita.. :( dan kadang tidak banyak yg bisa kita perbuat, kecuali hanya memandangnya.. hiks.. :(
BalasHapusHai,
BalasHapusSudah lama aku nggak blogwalking. Karena memang dah lama juga nggak blogging. Hehehehehe.... Datang sekedar menyapa. Semoga dirimu sehat dan selalu bahagia.... dan semoga belum lupa dengan persahabatan kita.
:)
Salam,
Ninneta